Tentang Tahun 2016

“The most dangerous thing you can do in life is play it safe.”

  • Casey neistat

Tahun 2016 udah berlalu, dan alhamdulillah saya bersyukur untuk bisa sampai di titik ini dan ngerasain semua pengalaman yang ada di dalamnya. Setahun kebelakang, saya sempat melakukan beberapa hal yang cukup aneh sepeti, perform stand up comedy di Gala Dinner dan belum punya bahan 3 jam sebelum itu dimulai, atau bikin eksperimen checklist dan berhasil mencoret beberapa Bucket List yang lain. Dan ini juga satu tahun pertama saya secara fulltime jadi engineer.

Setidaknya ada tiga hal sederhana yang saya ambil di tahun 2016 yang cukup berpengaruh ke kebiasaan saya sehari-hari:

Pertama, bisa mengontrol akses ke social media. Yap, sebelum ini saya nggak bisa lepas dari media sosial. Seakan selalu selalu ada urgensi untuk terus buka timeline, nggak bisa lepas satu hari tanpa lihat notifikasi facebook, instagram, atau aplikasi-aplikasi messenger di HP. Dan ini nggak sehat.

Sampai akhirnya saya coba lakukan eksperimen kecil: Ambil cuti selama seminggu dan uninstall semua media sosial yang ada di Handphone. Dan selama tujuh hari itu yang saya lakukan hanyalah baca buku, nulis, dan bermain di luar sore harinya. Nggak ada social media, nggak ada berita-berita negatif harian, dan nggak ada debat non-produktif (ngebahas berita hoax, dengan argumen yang penuh sarkasme, dan menganggap rendah orang lain) yang sering muncul di timeline. Saya juga mencoba meminimalisir akses internet selama periode itu.

Satu minggu itu mungkin satu minggu paling life altering selama 365 hari di tahun 2016 kemarin.

Saya bukannya nggak suka social media. Saya suka berinteraksi dengan banyak orang, terutama teman-teman saya yang jauh dan jarang saya temui, saya juga suka melihat update karya orang-orang yang yang saya kenal dan melihat bagaimana mereka melakukan apa yang mereka lakukan.

Saya hanya nggak suka ketika media sosial seakan mengontrol hidup saya dan memunculkan urgensi untuk membuka aplikasi-aplikasi itu, dan membuat apa yang saya lakukan dalam hidup seakan harus diterima oleh semua orang. Alhamdulillah, saya sekarang bisa mengontrol itu dan menggunakan waktu yang saya punya dengan sedikit lebih baik. Ada banyak hal lain yang bisa ditingkatkan, tapi bisa lepas dari sensasi “fear of missing out” adalah salah satu hal yang signifikan.

Kedua, lari pagi setiap hari. Sejak awal tahun lalu, saya mencoba beberapa olahraga yang kira-kira cocok untuk saya lakukan secara rutin. saya sempat mencoba angkat beban atau buat drill mingguan di gym kantor. Tapi itu semua nggak bertahan lama. saya nggak bisa melakukan itu secara rutin juga karena nggak setiap hari ada di Jakarta.

Sampai akhirnya saya mencoba lari pagi di jam 5 pagi. Awalnya saya lari hanya 2 - 3 mil ( 4.8 Km) setiap pagi. Tapi setiap harinya saya sedikit demi sedikit meningkatkan jarak. Dan impactnya cukup besar ke energi yang saya punya selama sehari penuh setelah lari. Saya mau terus melakukan lari, dan bisa melakukannya dengan lebih baik lagi. Dan sekarang sulit bagi saya untuk nggak lari pagi karena seperti ada sesuatu yang hilang kalau dalam sehari saya nggak lari sama sekali, sependek apapun itu.

Saya lebih suka lari sehabis shalat subuh, jam 5 pagi saat langit masih tampak gelap. Targetnya di tahun 2017 ini adalah, minimal lari 5 Mil sebelum sarapan pagi.

Bonusnya lagi adalah, di Jakarta saya bertemu dengan beberapa pelari pagi juga. Kebanyakan dari mereka terlihat punya badan selayaknya atlet. Salain jadi motivasi, dari mereka juga saya belajar hal-hal seperti bentuk sepatu yang cocok dengan tipe kaki, atau pemanasan singkat sebelum lari.

Ketiga, lebih rutin baca buku. Tahun ini saya kira-kira baca 27 buku, mayoritas baca di kindle. Bagi yang suka baca buku, saya sangat rekomendasikan untuk punya kindle. Awalnya memang terlihat agak overprice buat beli device dengan layar monochrome yang fungsinya cuman bisa buat baca buku. Tapi kalau kamu suka baca buku, ini bakal jadi investasi yang bagus untuk kualitas pengalaman membaca buku sehari-hari kamu.


Kalau ada satu kata yang sekarang saya pikir bisa jadi tema untuk tahun 2017 ini, satu kata itu adalah “resiko”. saya merasa bahwa sensasi dan pengalaman hidup bergerak dinamis tergantung dari besar resiko yang ada saat kita melakukan sesuatu. Tentu pastikan “sesuatu” itu bukan hal yang buruk.

Saya nggak bilang ngambil resiko besar tanpa perhitungan itu ide yang bagus. Loncat dari lantai lima untuk ngelakuin backflip itu bodoh (kecuali kalau kamu memang udah jago). Saya cuman mau bilang bahwa waktu yang kita punya terbatas. Dan ketika ada sesuatu yang membara dalam diri kamu — atau ide gila yang udah lama kamu pengen coba lakukan — mengendap begitu saja tanpa seenggaknya dicoba, itu sayang banget.

Ada banyak hal yang pengen saya eksplore, dan saya yakin banyak orang juga seperti ini. Saya mau lebih mendalami software engineering dan juga belajar lebih luas di bagian-bagian lain yang belum pernah saya sentuh. Tapi saya juga pengen melatih diri untuk bisa menulis lebih baik, terutama di kategori creative non fiction (itulah kenapa saya buat newsletter mingguan), saya juga mau belajar lebih dalam tentang bisnis, punya studio dan kantor pribadi, sampai hal-hal seperti filmmaking (yap, you read it right, in the long run saya juga pengen bisa bikin film-film yang nggak hanya bagus tapi juga bisa menginspirasi banyak orang).

Saya tentu nggak bisa melakukannya semua secara bersamaan. Tapi saya mau mencoba semuanya, satu per satu. Dan di tahun 2017 ini saya punya goal untuk bisa melakukan itu dengan lebih serius dan lebih dalam lagi. Jauh lebih dalam. Detilnya saya nggak bisa share ini sekarang, tapi yang pasti saya akan berusaha merekam semua perjalanannya di blog ini. Dan di akhir tahun nanti membuat film pendek tentang ini semua.

Yap, segitu aja. 2017, Here I come.. :)

cover photo credit: Brigitte Tohm

Stay up to date

Get notified when I publish something new, and unsubscribe at any time.